Welcome visitors to my blog 'Dakwah Bil Qolam'Warnai Duniamu Untuk Akhiratmu' By Danang Muslim

Orang Tuaku Kebanggaanku

Teladan sekaligus pahlawan dalam keluarga adalah orang tua. Bagaimana Orang tua menjadi sosok pribadi yang diharapkan bagi anaknya.

Yuk Jaga Kesehatan Jasmani dan Rohani

Penyakit selalu mengintai pada tubuh dan jiwa yang kotor. Jika sehat secara jasmani itu kaya, tapi jika sehat secara jasmani rohani baru dikatakan kaya raya. Bagaimana kiat-kiat agar sehat jasmanai rohani?

Refleksi Semangat Muharram Dalam Membentuk Guru Profesional

Guru adalah teladan sekaligus ruh bagi muridnya. Maka bagaimana menjadi seorang Guru yang profesional?

Masa Depanku ditangan Orang tuaku

Anak adalah amanah dari Allah Swt. Seperti apakah Orang tua melaksanakan amanah-Nya untuk masa depan anak?

Berpengetahuan Luas karena Membaca

Prestasi dapat diraih karena diawali membaca. Membaca apakah dapat meningkatkan pengetahuan?

Jumat, 25 November 2016

Guru Profesional, Guru Berkarakter Nabi


Tiap tanggal 25 November kita memperingati hari bersejarah bagi para guru, yakni peringatan Hari Guru Nasional (HGN). Tahun 2016 ini adalah peringatan ke-71, usia yang tidak muda lagi. Usia yang menunjukkan kematangan jika di-qiyas-kan pada diri guru sebagai insan pendidik anak bangsa. Peringatan hari guru bisa dijadikan momentum untuk merefleksi dan muhasabah diri dalam mengemban amanah dan mengabdi dengan sepenuh hati.

Dalam filosofi Jawa, guru adalah sosok yang “digugu dan ditiru”. Yakni sosok yang dipercaya, dianut dan ditauladani. Maka muncul pertanyaan, sebagai seorang guru sudahkah kita patut dipercaya, dianut, dan ditauladani? Pertanyaan ini cukup kita tanyakan kepada hati kita sendiri. Tentunya sambil memperbaiki dan menambal sulam kekurangan diri.
Dalam membentuk guru professional yang berkarakter Nabi, tiada cara selain dengan meningkatkan kualitas guru. Dalam dunia pendidikan, guru adalah ujung tombak.

Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia mempunyai semboyan “Ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani’ yang artinya di depan kita memberi contoh, di tengah membangun prakasa dan bekerjasama, di belakang memberi daya semangat dan dorongan. Kesimpulanya, guru yang baik adalah disamping menjadi suri tauladan dan panutan baik ucapan, sikap dan perilakunya, juga harus mampu menggugah semangat dan memberikan dorongan moral dari belakang, agar anak didik tergugah motivasinya dalam menggapai cita-cita.

Untuk menjadi guru yang profesional berkarakter nabi, hendaknya seorang guru tidak hanya mengajar (transfer of knowledge) ilmu duniawi semata. Namun harus mampu menanamkan nilai-nilai moral dan akhlak. Dalam setiap proses kegiatan belajar mengajar guru harus mampu mengkorelasikan atau mengintegrasikan nilai-nilai spiritual keagamaan kedalam kurikulum dan disetiap aktivitas pembelajaran. Sehingga dapat mengubah pola pikir, ucapan, perilaku dan membentuk pemahaman bahwa seluruh alam semesta beserta isinya adalah ciptaan Tuhan yang Maha Esa dan ia sadar bahwa tanggung jawab dimuka bumi ini adalah sebagai pemimpin (kholifah).

Allah Swt. berfirman dalam Qs. Al Ahzab ayat 21, yang artinya “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” Ayat ini menegaskan bahwa telah ada pada diri Rasulullah Saw, suatu uswah dan qudwah bagi umatnya. Contoh dan tauladan dari Rasulullah Saw. Inilah yang hendaknya menjiwai dan menjadi pegangan bagi para pendidik Islam.

Empat hal paling mendasar yang patut diteladani dari Rasulullah Saw sebagai seorang pendidik muslim, diantaranya adalah sifat dan karakter Shiddiq (Trust), Amanah (Responsibility), Tabligh (Communication) dan Fathonah (Smart).
Shiddiq (Trust) yaitu seorang guru haruslah orang jujur. Jujur apa yang disampaikan itu adalah benar tanpa mengurangi atau menambahinya. Misalnya, dalam konteks pembelajaran, karena belum bisa menjawab pertanyaan dari murid, hendaknya mengatakan “Maaf saya belum tahu”. Tentunya sambil mencari jawabannya.
Amanah (Responsibility) yaitu guru harus sadar bahwa siswa adalah amanah dari orang tuanya dan dari Allah Swt, yang harus dididik dengan benar dan dicetak menjadi anak yang berprestasi dan berkarakter Islami. Sehingga Guru bertanggungjawab sepenuhnya terhadap apa yang diajarkannya. Serta dapat menjalankan amanah tersebut dengan sungguh-sungguh serta ikhlas semata-mata mengharap Ridho-Nya.

Tabligh (Communication) yaitu guru haruslah selalu menyampaikan materi pembelajarannya dengan komunikasi yang baik, jelas, akurat, padat dan mudah dipahami. Sehingga transfer of knowledge kepada siswa akan lebih efektif dan efisien. Tentunya dalam kaitan ini, guru sudah harus menyiapkan perangkat pembelajaran yang ideal.

Fathonah (Smart) yaitu guru haruslah menguasai metode pembelajaran dalam kelas yang efektif, menyiapkan perangkat pembelajaran, menguasai ilmu yang akan disampaikan, dan terus berupaya mengasah serta menambah ilmunya. Selalu memberikan inovasi dalam proses belajar mengajar agar yang disampaikan tidak menjenuhkan, sehingga peserta didik membuat ketagihan belajar.

Guru yang ideal bisa diimplementasikan dari kepanjangan kata “GURU” yaitu Gagasan, Usaha, Rajin dan Ulet. Seorang guru harus kaya dengan gagasan dan ide kreatif. Hal ini menjadikan peserta didik lebih berkembang dan inovatif. Ide tidak akan berjalan jika hanya direncanakan, harus ada usaha maksimum mewujudkannya. Ide dan usaha harus dilandasi dengan kerajinan. Guru harus sungguh-sungguh melaksanakan tugas hingga mencapai yang diharapkan. Jikalau ketiganya bisa berjalan dengan baik, maka sifat ulet (istiqomah) harus ada pada diri seorang guru. Segala perbuatan tanpa sifat istiqomah, maka akan sulit menggapai kesuksesan. Guru yang berhasil mengantarkan kesuksesan belajar siswanya, tidak lepas dari pertolongan dari Allah Swt. Karena itulah, guru harus mendoakan anak didik dalam setiap munajatnya.

Dengan tangan dingin guru, dengan sikap dan sifat lemah lembutnya, semoga kelak lahir pemimpin bangsa yang tangguh, setangguh para sahabat Nabi dalam memimpin ummatnya. Pemimpin yang mampu membawa kejayaan negeri tercinta ini. Semoga diusianya yang ke-71, guru mampu memberikan persembahan terbaik kepada negeri ini, mampu memberikan sesuatu yang membanggakan bangsa ini, Aamiin. Selamat Hari Guru Nasional.

Danang Muslim (Soeto Wijoyo), Penyulam Kata.

Kamis, 24 November 2016

SD Luqman Al Hakim Surabaya Sedang Musim Panen Prestasi, Bagaimana Bisa?


Kemenangan diraih karena keberhasilah seorang pemimpin mengatur dan mengahantarkan timnya kepada kesuksesan. Pemimpin adalah tolak ukur keberhasilan. Begitu juga dalam kontek lembaga pendidikan.
Kepala Sekolah merupakan kunci keberhasilan usaha-usaha sekolah. Artinya, kepala sekolah memiliki kewenangan penuh terhadap sekolah untuk menciptakan dan mempengaruhi iklim sekolah agar lebih kondusif. Iklim sekolah yang kondusif akan mempengaruhi kinerja guru-guru. Kinerja guru-guru akan mempengaruhi aktivitas pembelajaran. Mutu pembelajaran yang baik akan mempengaruhi mutu lulusan siswa.
Sebaliknya, jika sekolah menginginkan mutu lulusan sesuai dengan harapan masa depan dan kompetensi anak-anak, maka pembelajarannya harus bermutu. Agar pembelajarannya bermutu maka syaratnya gurunya harus guru ‘sejati’. Kinerja guru ‘sejati’ akan lebih terkondisi jika iklim sekolah tercipta lebih kondusif.
Untuk menciptakan itu semuanya terletak pada kemampuan dan kemauan kepala sekolah. Bukan kepala sekolah yang hanya terampil di bidang manajemennya saja. Tetapi, kepala sekolah yang piawai dalam memimpin lembaganya.
Sarana, prasarana, dan alat perlengkapan belajar dapat dimanajemen. Tetapi, guru-guru, staf, siswa dan orang-orang yang terlibat di dalam pendidikan di sekolah tersebut tidak dapat dimanajemen. Karena mereka bukanlah benda mati. Mereka manusia yang perlu dipimpin, perlu diajak berkomunikasi, perlu diberdayakan, perlu diberi motivasi, perlu dilibatkan dalam mengambil sebuah keputusan, serta perlu diberi fasilitas dan apresiasi untuk berkreativitas. Oleh karena itu sekali lagi kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan usaha-usaha sekolah. Begitulah sebagian gambaran dari beberapa tugas yang harus difahami sebagai kepala sekolah, untuk kemudian memunculkan pemikiran atau terobosan yang cermelang sehingga dapat memajukan sekolah yang dipimpinnya.
Langkah awal yang dilakukan kepala sekolah SD Luqman Al Hakim Surabaya adalah dengan mengawali bismillah untuk membentuk tim manajemen yang solid. Orang-orang yang didalam tim manajemen tersebut adalah yang siap mendukung langkah kepala sekolah dalam memimpin. Karenanya harus memilih tim manajemen (Pengelola) yang mempunyai budaya kerja yang bagus agar menjadi tim yang dapat mendobrak dari yang biasa menjadi luar biasa. Dalam memilih orang-orang yang terlibat dalam manajemen ini, memang sengaja memilih orang-orang yang sudah dikenal lama oleh kepala sekolah. Karena dianggap lebih tahu kinerja individualnya dan kinerja dalam tim.
Agar tim manajemen saling melengkapi dan dapat meregenerasi. Maka kepala sekolah mengkolaborasikan antara generasi tua dan generasi muda agar saling mengisi. Selanjutnya yang muda akan menggantikan yang tua.
Langkah kedua. Setelah terbentuknya tim manajemen. Selanjutnya adalah membentuk second line dari masing-masing bidang sebagai pelaksana teknis operasional. Didalam memilih tim pun harus benar-benar yang siap bekerja keras dan bekerja ikhlas.
Setelah lengkap pembentukan tim, selanjutnya adalah menyusun arah kebijakan.
Dengan masa amanah empat tahun menjadi kepala sekolah, maka penetapan target ditentukan, diantaranya :
1. Tahun pertama disebut masa eksplorasi dan kolaborasi yang melahirkan rekonstruksi. Dalam masa eksplorasi dan kolaborasi masing-masing bidang melakukan evaluasi dengan melakukan analisa SWOT
2. Tahun kedua disebut masa kompetisi
3. Tahun ketiga disebut masa prestasi
4. Tahun keempat disebut masa transisi.
Semua proses kegiatan yang dilakukan manusia pasti menemukan masalah. Begitupula yang dirasakan Kepala Sekolah sebagai pemimpin. Dalam hal ini, kepala sekolah melakukan pendekatan personal kepada orang-orang tertentu yang dianggap pembuat masalah. Tujuan pendekatan ini adalah untuk mengetahui harapan dan keinginannya, sehingga kepala sekolah bersama tim manajemen, dapat menemukan solusi yang tepat. Alhamdulillah, hanya dalam waktu 3 bulan semua guru dan karyawan sudah memahami tupoksi masing-masing.
Prestasi yang diraih ditahun pertama, tak jauh dari pengawalan kepala sekolah. Hampir seluruh kegiatan di bidang manajemen dikawalnya. Tujuan pengawalan ini agar ikut merasakan tugas seluruh guru dan sekaligus memastikan apakah sudah benar atau belum proses progam yang dijalankan. Seperti pengawalan kepala sekolah terhadap bidang Humas dan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Dalam bidang tersebut, kepala sekolah menambahkan kekuatan baru untuk mensukseskan disetiap progam yang telah direncanakan. Tak hanya menginstruksikan tugas kepada bawahannya, namun lebih dari itu ikut berkecimpung melaksanakan progam yang sedang digarap.
Efek dari gerakan yang masif tersebut ternyata membuat kepercayaan masyarakat meningkat dengan bukti banyaknya pendaftar yang masuk. Dari target pendaftar 100 siswa, ternyata lebih dari 130 pendaftar yang masuk pada bulan Maret 2016. Untuk kelas satu, dari tiga kelas menjadi empat kelas. Artinya menambah satu kelas lagi.
Begitupula prestasi hampir di seluruh bidang tidak hanya akademik saja, namun juga non akademik berhasil diraih.
Dan kini di tahun kedua, ibaratnya SD Luqman Al Hakim Surabaya seperti memasuki musim panen prestasi. Hal itu dibuktikan dengan semakin bertambahnya berbagai prestasi, baik di tingkat Kota Surabaya dan Kota sekitarnya bahkan tingkat Nasional.
Dan lagi-lagi, kepala sekolah sebagai inspirator memberikan dobrakan besar dibidang kesiswaan untuk ‘menerbangkan’ prestasi siswa. Dobrakan besar itu dengan menambahkan amunisi baru dengan mendatangkan guru Matematika yang khusus menangani olimpiade.
Penambahan kekuatan baru dimasing-masing bidang manajemen itu, dalam rangka untuk mempertahankan sekaligus meningkatkan prestasi. Dan alhamdulillah prestasi kembali mengkilat seiring berjalannya waktu. Dan kepercayaan masyarakat pun semakin kuat.

Penulis : Adi Purwanto, Kepala Sekolah SD Luqman Al Hakim Surabaya.
Editor : Danang Muslim

Rabu, 23 Desember 2015

Permohonan Bantuan Hewan Qurban

Surabaya,  8 September 2015
Lamp   : 1 (satu) bundel
Hal      :  Permohonan Bantuan Hewan Qurban
           Pada Qurban Perdana di Musholla Ar-Rahmah Jl. Kejawan Putih Tambak Baru      Mulyorejo Surabaya
Kepada Yth.
Kepala LAZNAS Baitul Mal Hidayatullah (BMH) Surabaya
Di - Tempat
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dengan hormat,
Innalhamda lillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sholawat beriring salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, dan tidak lupa do’a semoga Bapak dalam keadaan sehat wal afiat, serta sukses untuk kemajuan Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Mal Hidayatullah (BMH) Surabaya. Amin.
Alhamdulillah, kita masih dipertemukan kembali oleh Allah dengan bulan Dzulhijah 1436 H, yang di dalamnya terdapat kewajiban menunaikan ibadah Haji bagi yang mampu, juga kita dianjurkan berqurban dan menunaikan kewajiban sosial kepada yang berhak menerimanya.
Sehubungan menjelang datangnya Hari Raya Idul Adha 1436 H, dan sekaligus untuk melaksanakan syiar Agama Islam di wilayah Musholla Ar-Rahmah Jl. Kejawan Putih Tambak Baru Mulyorejo Surabaya, dengan ini kami ajukan permohonan memperoleh bantuan berupa hewan Qurban sebanyak 10 ekor kambing, untuk kami laksanakan penyembelihannya di Musholla Ar-Rahmah Jl. Kejawan Putih Tambak Baru Mulyorejo Surabaya. Dan selanjutnya akan kami bagikan kepada kaum muslimin/muslimat disekitar Musholla Ar-Rahmah.
Demikian surat permohonan bantuan hewan Qurban ini kami sampaikan sebagai acuan demi suksesnya kegiatan penyembelihan hewan qurban perdana di Musholla Ar-Rahmah Jl. Kejawan Putih Tambak Baru Mulyorejo Surabaya. Atas segala perhatian, pertimbangan serta bantuan Bapak kami sampaikan Jazakumullah Khoiron Katsiro.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Ketua Pelaksana Idhul Adha 1436 H


Danang Muslim.,S.Pd.I

Kamis, 22 Oktober 2015

Refleksi Semangat Muharram Dalam Membentuk Guru Profesional


Dari masa ke masa terjadi problematika dalam dunia pendidikan di Indonesia ini, diantaranya masalah mutu pendidikan yang kurang optimal yang disebabkan standarisasi kurikulum yang yang belum menanamkan ‘pendidikan berbasis tauhid’ secara menyeluruh didalam proses belajar mengajar bagi peserta didiknya dan sering berubahnya model kurikulum dari kebijakan pemerintah yang telah ditetapkan dari periode ke periode. Kemudian masalah kualitas sumber daya manusia yang lemah yaitu dari tenaga pendidiknya (Guru) sendiri yang belum optimal dalam mendidik sekaligus mencetak peserta didik yang luar biasa, serta masalah yang paling menonjol ialah biaya untuk menempuh di dunia pendidikan sangat tinggi nominalnya bagi kalangan masyarakat ekonomi bawah. Sehingga tidak salah dan tidak menjadi hal yang baru, apabila melihat realita masalah yang begitu komplek, yang menyebabkan banyak anak yang putus sekolah, melakukan tindakan kriminalitas serta masih beribu-ribu lagi problematika yang belum tuntas solusinya. Sehingga semuanya akan berdampak negatif bahkan fatal untuk membentuk peserta didik yang cerdas, terampil dan berprestasi, dimana seharusnya generasi penerus bangsa kita nantinya dapat menata, membangun negara yang maju dalam dunia pendidikan serta berkehidupan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera yang berlandaskan hukum islam , namun semuanya sangat berat untuk mewujudkan harapan tersebut.
Keadaan yang sangat mengkhawatirkan tersebut, menurut hasil Studi Political And Economic Risk Consultancy (PERC) tahun 2005 berpendapat bahwa, betapa rendahnya mutu pendidikan di Indonesia ini, karena derajat pendidikan Indonesia di urutan ke-12 dari 12 negara di Asia dan Indonesia berada pada posisi paling buncit di bawah Malaysia, Singapura, Brunei, Thailand, dan Filiphina.

Mari maju dari kemunduran (Hijrah)

      Berbicara terkait dengan Refleksi semangat Muharram dalam membentuk guru profesional, sangat erat kaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan. Dalam dunia pendidikan guru menduduki posisi tertinggi dalam hal penyampaian informasi dan pengembangan karakter, karena guru melakukan interaksi langsung dengan peserta didik dalam pembelajaran di ruang kelas. Disinilah kualitas pendidikan terbentuk, dimana kualitas pembelajaran bagi peserta didiknya yang dilaksanakan oleh guru, ditentukan oleh kualitas guru yang bersangkutan juga. Dalam refleksi semangat Muharram membentuk guru profesional ini, seorang Guru di tuntut harus memiliki Ghiroh jihad dalam kegiatan belajar mengajar, tanpa ada rasa putus asa, karena refleksi momentum Muharram ini sangat baik khususnya untuk meningkatkan amaliyah sholeh kita dalam konteks memajukan pendidikan di bangsa ini, prioritas utama dalam peningkatan di Muharram ini adalah profesionalitas dalam mengajar karena akan mempengaruhi hasil  belajar dari peserta didik. Ketika  seorang guru yang memiliki kompetensi profesional dan mampu menguasainya dia akan lebih mudah dalam proses mengajar, karena penting penerapan kompetensi profesional dalam pengajaran di kelas. Guru yang menguasai sepenuhnya bisa mengatur kelas dengan sebaik mungkin, membuat siswanya tidak bosan dengan materi yang di sampaikan, dengan menggunakan metode-metode mengajar yang bersifat persuasif  yakni mengajak para peserta didik untuk bisa mengasah kreatifitasnya, kecerdasanya, kemampuannya melalui tugas-tugas yang di berikan oleh  guru. Dengan demikian guru akan lebih mudah mengajar dan siswapun mau ikut serta dalam pembelajaran dengan metode dan strategi yang telah di siapkan oleh guru. Upaya pemerintah dalam menangani masalah ini belum tuntas sepenuhnya,kita tentunya sebagai penerus,dan warga negara yang baik akan peduli antar sesama saudara seharusnya sudah mempunyai kesadaran memfikirkan solusi serta terjun langsung mengulurkan tangan guna menyelamatkan warga negara kita yang tidak tahu menjadi tahu. Dan itu bisa dimulai dari hal yang terkecil,mulai dari kerabat,tetangga rumah,ke lapisan lingkungan masyarakat hingga merata. Karena kunci utama dan majunya pembangunan pendidikan disuatau negara adalah karena adanya kepedulian antar saudara (ukhuwah islamiyah) dan tentunya sikap kepedulian pemerintah yang serius mentuntaskan masalah ini karena ini semua menjadi barometer tingkat kemajuan bangsa dalam membangun pendidikan menjadi lebih maju. Dan harus segera merevisi dari segi kurikulum yang di terapkannya karena persoalan mendasar yang menyebabkan mundurnya,lemahnya pendidikan kita adalah karena hilangnya unsur ruhaniyahdan ‘ubudiyyah baik  dalam diri anak didik maupun diri pendidiknya.
Hilangnya unsur  ruhaniyah dan ‘ubudiyyah ini pada jiwa anak didik dan pendidik akan menyebabkan pergeseran makna dan nilai pendidikan. Lembaga pendidikan tidak lagi berorientasi (Tauhid) pada akhlak, adab dan Iman tapi pada secarik kertas yang bernama ijazah. Sehingga dengan kondisi seperti ini, lembaga pendidikan telah beralih fungsi, yang awalnya mencetak kader-kader bangsa yang berakhlak mulia bergeser menjadi “robot”bernama manusia.  Jadi, unsur ruhaniyah dan ‘ubudiyyahdalam pendidikan bagaikan ruh yang menggerakkan semua aktifitas pendidikan. Dan ruh itu bisa berwujud niat yang ikhlas, yang hanya mengharap ridha Allah SWT. Ruh inilah yang utama dalam meningkatkan kualitas pribadi muslim khususnya para guru agar memepunyai jiwa kuat guna meningkatkan dan memajukan mutu pendidikan di Indonesia ini segera cepat.
Wallahu a'lam.

Senin, 19 Oktober 2015

Orang Tuaku Kebanggaanku


Siswa Kelas 2C




       Luqman Al-Hakim merupakan salah seorang ahli hikam, seorang ahli hikam pastinya mempunyai tutur kata yang baik serta perilaku yang keseharian yang indah. oleh beberapa sumber, ada yang menyebutkan bahwa Luqman Al-Hakim merupakan salah satu nabi, walupun tidak termasuk dari 25 nabi dan rosul yang wajib kita ketahui.

Dengan kebaikan yang beliau miliki, seorang ahli hikam ini namanya diabadikan oleh Allah dalam Al-Qur’an, bahkan oleh Allah nama beliau dijadikan nama sebuah surah di dalam Al-Qur’an, ini semua tidak lepas dari keseharian beliau, tutur kata beliau, serta nasehat-nasehat yang kerap menghiasi semua ucapan beliau.
Lukman Al-Hakim adalah merupakan contoh panutan yang patut kita contoh, terutama dalam hal mendidik anak, dalam berbagai kasus kebanyakan nasehat yang ia utarakan adalah untuk anak-anaknya, akan tetapi, jika kita lihat maka sebenarnya nasehat-nasehat beliau juga untuk semua kalangan manusia.
Luqman Al-Hakim adalah merupakan bapak yang baik untuk anak-anaknya. baliau mengetahui bahwa anak-anak merepakan genarasi pelanjut risalah yang beliau jalankan saat ini. seorang pakar saat ini mendefinisikan anak adalah merupakan manifestasi darah dan sejarah hidup kita. oleh karena itu baliau (Luqman Al-Hakim) sejak anaknya masih kecil sudah dinasehatI oleh nasehat-nasehat kebaikan sebagi bekal hidup dimasa akan datang.
Diantara beberapa nasehat luqman kepada anak-anaknya adalah:
1.      wahai anakku ingatlah ''apabila kamu sedang sholat maka jagalah hatimu''
Nasehat pertama ini mengajak kita untuk senantiasa memperhatikan sholat kita, karena boleh saja kita merasa sholat kita sudah baik padahal pada kenyataanya adalah kita sholat dalam kelalaian. dalam Al-Qur’an disebutkan ''maka celakalah orang yang sholat, yaitu orang yang lalai dalam sholat'' (al-ayat).
Luqman Al-Hakim mengingatkan ini karena kebanyakan dari kita ketika sedang melaksanakan sholat, jasad kita ruku' dan sujud di tempat sholat, akan tetapi pikiran kita terbang melayang sehingga kita akan semakim jauh dari ke-khusyuaan. pikiran dan hati adalah satu kesatuan yang harus ikut terlibat dalam ibadah-ibadah yang kita lakukan, karena saran penghubung kita dengan Allah adalah hati kita, maka jagalah hati ketika sedang melaksanakan sholat.  Fokuslah hanya mengingat Allah.
2.      wahai anakku ingatlah ''ketika kamu bergabung dengan orang lain maka jagalah mulutmu''
Oleh beberapa difinisator dalam menafsirkan mulut atau lisan ini, ada yang mengatakan bahwa mulut itu bagaikan silet, yang mana ''silet'' itu sangat mudah untuk melukai, begitu halnya mulut, jika kita tidak menjaga perkataan kita maka banyak orang yang berada disekitar kita akan mersakan tersakiti. ada yang mengatakan bahwa mulut itu bagaikan ''harimau'', layaknya harimau mulut juga bisa ''menerkam'', maksudnya ialah jika kita sembarang berucap itu bagaikan terkaman bagi saudara-saudara kita sendiri.
Oleh karena itu luqman al-hakim menasihati kita jika kita berada di antara kerumunan orang maka perbaiki ucapan kita, bahkan oleh nabi kita diberi peringatan, jika kita tidak bisa berkata yang baik maka yang paling bagi kita adalah diam, karena diam lebih baik dari pada kita harus mengelaurkan kata-kata yang bisa menyinggung, memfitnah, merendahkan, mengejek, atau berbohong terhadap orang-orang di sekitar kita.
3.      wahai anakku ingtlah ''apabila kamu di rumah orang lain maka jagalah pandanganmu''
Rosulullah mengajarkan kepada kita untuk saling bersilaturrahim kepada saudara kita, hanya saja, dalam silatrahim atau berkunjung kepada saudara ada etika yang mesti kita perhatikan, salah satunya ialah menjaga pandangan di kala kita bersilaturrahim, karena di sebagian dari yang ada di rumah saudara kita itu adalah merupakan aurat yang tidak boleh kita lihat, oleh karena itu Luqman Al-Hakim menasehati kita untuk menjaga pandangan kita kaetika kita berkunjung kerumah saudara kita.
4.      wahai anakku ingalah ''jika kamu dihidangkan makanan maka jagalah perutmu''
Nabi muhammad SAW pernah bersabda ''makanlah ketika belum lapar dan berhentilah sebelum kenyang''. makan merupakan sebuah kebutuhan pokok kita, karena kebanyakan kita jika asupan makan kurang akan mengakibatkan badan lemas, dan kemudian akhirnya banyak aktifitas yang terbengkalai, baik itu aktifitas keduniaan sampai kepada aktifitas ibadah, sehingga tidak jarang  banyak orang yang  lalai dalam kedisiplinan karena kebanyakan makan.
Kebutuhan memang harus dipenuhi, akan tetapi harus kita bedakan antara kebutuhan dengan keinginan, karena dua hal ini sangatlah berbeda, akan tetapi kebanyakn dari kita tidak mengetahuinya. Apabila kebutuhan kita sudah terpenuhi, maka tidak ada alasan bagi kita untuk nambah, karena jika itu yang kita lakukan maka itu sudah termasuk perbuatan setan yang mana setan itu mempunyai sifat mubazzir, dan tidak pernah meresa puas.
Oleh karena itu nasehat ke-4 Luqman Al-Hakim ini harus kita perhatikan dan kemudian kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari kita. Ada ulama yang pernah mengatakan bahwa salah satu yang menyebabkan sakitnya badan dan matinya hati adalah banyak makan.
Ada dua hal yang tidak boleh kamu mengingatnya: ''perbuatan jelek manusia kepadamu dan perbuatan baikmu kepada mereka'' jika kita selalu mengingat akan perbuatan buruk kita kepada orang lain, maka kita akan merasa bersalah dan sebaik baik orang yang merasa bersalah adalah yang berani meminta maaf atas kesalahannya. kita juga dianjurkan untuk tidak mengingat-ingat perbuatan baik kita kepada sesama kita, karena itu bukti ketidak ikhlasan kita, bukankah ketika kita melakukan kebaikan dengan tangan kanan, tangan yang kiri tidak boleh mengetahuinya?
Ada dua hal pula yang harus selalu kita ingat: ''Allah Azza Wajalla dan alam akhirat''
nabi pernah bersabda ''sepandai-pandainya manusia adalah yang paling banyak mengigat akan kematian''. mengapa demikian?, jawabanyanya tentu karena orang yang paling banyak mengigat akan kematian, dia akan mempersiapkan segala-galanya untuk menyambut tamu yang tidak diundang itu. karena tidak ada yang tau kapan ''dia'' datang. Orang yang banyak mengingat dan tau betapa sakitnya serta susahnya jika kematian itu datang, sehingga perlu bekal agar mendapat kemudahan untuk menghadapinya. Wallahua'alam Bissowab.
*)Penulis adalah anggota API

Akhlak Dalam Prespektif Islam

AKSI STOP VALENTINE DAYS
      Banyak orang yang terjebak ketika memahami makna akhlaq  karena memahaminya dengan wordview luar islam. Akibatnya, makna akhlaq menjadi sempit dan sekedar hubungan anatara sesama manusia, seperti sopan santun, toleransi, kasih sayang, saling menghargai, dan sebagainya. Padahal, akhlaq adalah istilah khas dalam islam sehingga untuk memahami makna akhlak haruslah dengan perspektif islam.

      Dalam perspektif islam, ahklaq bukan sebatas sopan santun terhadap sesama. Ahlaq sangat terkait dengan aqidah, syariah, dan muamalah. Akhlaq mencakup hubungan kepada Allah (hablunminallah) dan hubungan kepada sesame (hablunminannas). Secara vertical harus baik, demikian juga secara horizontal.
      Ketika berbicara tentang ahklak, yang paling utama adalah akhlaq kepada Allah Swt. Yaitu dengan mengakui dan menyakini bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang wajib disembah dengan sebenar-benarnya. Tidak menyekutukan Allah dengan apa pun, seperti berhala, kuburan, harta, pangkat dan jabatan. Serta meyakini bahwa Allah tidak beranak dan tidak diperanakan dan Allah adalah satu-satunya tempat bermohon dan temapat kita mengadukan segala urusan.
Kedua adalah akhlaq kepada Nabi Muhammad Saw. Yaitu dengan mengakui dan menyakini bahwa Nabi Muhammad Saw. Adalah Nabi terakhir yang diutus Allah Swt. Beliau diutus dengan membawa agama islam untuk kebahagian manusia di dunia dan akhirat. Kita mengikuti sunah-sunahnya serta meneladani akhlaqnya.
        Selanjutnya adalah akhlaq kepada sesama, seperti kepada orang tua, guru, sanak saudara, teman, tetangga, termasuk kepada orang yang berbeda agama. Orang yang rajin shalat, rutin membaca Al Qur’an, bertahajud di malam hari, dan sebagainya belum bisa disebut orang berakhlaq jika masih sering berbuat curang atau mengambil sesuatu yang bukan haknya-apalagi dengan cara yang zalim atau sering mengganggu dan menyakiti orang lain.
      Begitu juga sebaliknya.Orang yang peduli pada kebersihan lingkungan, belum bisa dikatakan berakhlaq jika belum biasa membersihkan dirinya dari noda kemusyrikan. Orang yang murah senyum dan toleran terhadap sesama belum biasa dikatakan berakhlaq jika ia seorang pezina, homo, atau lesbi. Orang yang sering membantu orang lain yang membutuhkan belum biasa dikatakan berakhlaq jika ia membantu dengan uang hasil korupsi atau judi.
       Jika ahklaq dipahami sebatas sopan santun, mungkin ada orang mengatakan bahwa Nabi Ibrahim a.s. adalah orang yang tidak berakhlaq karena berkata kepada ayahnya yang menyembah berhala, “pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dalam kesesatan yang nyata”. Sebaliknya, orang yang ateis, musyrik, atau murtad dianggap berahklaq hanya karena ia toleran kepada sesama. Seorang pelacur dianggap berakhlaq asalkan ia menyayangi buah hatinya yang dinafkahi dari hasil melacurnya.
     Begitulah jika akhlaq dipahami dengan perspektif luar islam. Makna akhlaq menjadi sempit karena memisahkan hubungan kepada Allah dan hubungan kepada sesama. Dalam Al-Qur’an dan hadis digambarkan bagaimana akhlaq tidak memisahkan unsur-unsur ketuhanan dan kemanusiaan. Didalam QS Al-baqarah ayat 3 disebutkan bahwa kriteria orang-orang yang bertakwa adalah:
“(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka.”
       Kemudian dijabarkan secara lebih luas ayat berikut, “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan), orang-orang yang meminta-minta, dan  (memerdekakan) hambasahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”
Dalam hadits disebutkan, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tetangganya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barang siapa  yang beriman kedapa Allah dan hari akhi rmaka hendaklah ia berbicara yang baik atau diam.”Dalam hadits lain disebutkan “Tidaklah beriman kepadaku, orang yang tidur malam dalam keadaan kenyang sementara tetangga sebelahnya lapar dan dia mengetahui.”
     Singkatnya, jika akhlaq dipahami dan diaplikasikan dengan pandangan islam (Islamic worldview), maka akan lahir manusia-manusia berkepribadian yang mengagumkan, serta memiliki kesalehan individu dan kesalehan sosial. Sementara itu, jika akhlaq dipahami dan diaplikasikan dengan pandangan luar islam, justru akan melahirkan manusia-manusia dengan kepribadian yang tidak utuh (spilt personality). Hanya baik pada satu aspek (sosial) tetapi kering secara spiritual.
Wallahu a'lam bisshowab.

Selasa, 06 Oktober 2015

Jilbab adalah Identitas Muslimah Sejati




          
     Berbicara mengenai jilbab atau hijab sangat erat kaitannya dengan seorang muslimah. Jilbab dalam bahasa Arab yang jamaknya jalaabiib artinya pakaian yang lapang dan luas, kini dapat kita jumpai barang yang satu ini di Mall, toko baju, pasar dan sebagainya. Begitu pula dengan pengguna jilbab, kita sering menjumpai di jalan-jalan, pasar, mall, instasi dan sebagainya. Tetapi yang menjadi pertanyaannya adalah kita sebagai seorang muslimah, masuk dalam kategori muslimah berjilbab yang mana?. Apakah kita termasuk seorang muslimah yang menggunakan jilbab sudah tahu maksud dan tujuan dari  berhijab tersebut secara benar menurut syar’i?.  Atau apakah kita memakai jilbab hanya sebatas kebutuhan atau keperluan?.
Yuk, belajar!
     Mengenakan jilbab tersebut dalam Islam jumhur ulama bersepakat, hukumnya wajib, sebagaimana yang didasarkan pada beberapa firman-Nya “Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan para wanita yang beriman supaya mereka menutup tubuhnya dengan jilbab. Yang demikian itu supaya mereka lebih dikenal dan mereka pun tidak diganggu. Dan Allah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Azhab: 59). “Maka julurkanlah kerudung mereka hingga ke dadanya.” (QS. An-Nuur: 31). Pada sebuah hadist, Rasul juga bersabda: “Hai Asma! Sesungguhnya perempuan itu, apabila ia telah dewasa, maka tidak patut menampakkan sesuatu darinya kecuali ini dan ini.” Rasulullah SAW berkata sambil menunjuk muka dan telapak tangannya sendiri. (HR Abu Dawud).
   Fungsi jilbab itu sendiri, seperti yang tertera pada Surat Al-Azhab: 59, adalah sebagai identitas seorang muslimah, sekaligus fungsi penjagaan diri, agar tidak diganggu. Hal ini tentu saja menunjukkan bukti yang tidak main-main.
  Menurut Anton Tabah (1994), dalam delapan tahun terakhir, tercatat telah terjadi 13.175 kasus perkosaan. Ini berarti, rata-rata setiap tahunnya 1.650 kasus dan rata-rata per hari 5 orang.  Dengan kata lain, setiap lima jam ada seorang wanita yang diperkosa oleh laki-laki. Sebagai bahan perbandingan, di Amerika Serikat, terutama hingga 1991, berlangsung 12-19 kali perkosaan terhadap wanita setiap jamnya.  Kenaikan angka perkosaan pada tahun 2002 sendiri mencapai angka 25,3%, jauh melebihi angka toleransi kenaikan kejahatan yang hanya 10%.
 Hal tersebut, disebabkan antara lain karena banyaknya wanita yang mengumbar aurat, memperlihatkan lekuk-lekuk tubuhnya, bahkan berpose tak senonoh. Pornografi dan pornoaksi merebak dimana-mana, sehingga timbullah perkosaan. Mengenakan jilbab secara syar’i... insya Allah akan membuat kita selamat dari tindak kejahatan mereka.

Beberapa Motivasi Mengenakan Jilbab
    Alhamdulillah, kondisi telah sangat berubah. Jika jilbab dahulu disebut-sebut sebagai pakaian para hantu, saat ini terjadi kontradiksi yang menggembirakan. Berduyun-duyun para muslimah, dari pedagang kecil di pasar tradisional, hingga para sosialita yang berasal dari kalangan jetset, termasuk para artis terkenal, mulai melirik jilbab.
    Bulan Ramadhan selalu menjadi puncak semarak jilbab, karena banyak para jilbaber dadakan. Baik sekadar mengikuti situasi, atau memang benar-benar ingin terus berjilbab dan menjadikan Ramadhan sebagai momentum perubahana.
   Akan tetapi, motivasi untuk mengenakan jilbab ternyata bermacam-macam. Majalah Ummi pernah membuat beberapa penggolongan jilbab berdasarkan motivasi mengenakannya, antara lain sebagai berikut:
1. Jilbab Akademis. Jilbab ini dikenakan karena kewajiban dari institusi pendidikan dimana mereka bersekolah. Sayangnya, setelah mereka pulang sekolah, biasanya jilbab itu dilepas, bahkan kemudian diganti dengan pakaian yang tak kalah ngejreng dengan para artis.
2. Jilbab Medis. Dikenakan karena adanya keharusan medis, misalnya pada orang yang terkena kanker otak yang menyebabkan rambutnya rontok dan menjadi botak.
3. Jilbab Modis atau Jilbab Artis. Orang yang mengenakan jilbab tipe ini lebih menganggap jilbab sebagai salah satu jenis gaya berpakaian. Maka ia akan enjoy saja menghiasi dirinya dengan pernak-pernik gemerlapan, dengan bentuk-bentuk aneh dan penuh gebyar. Biasanya jilbab ini diperkenalkan oleh para artis.
4. Jilbab Pragmatis. Jilbab ini dikenakan untuk memudahkan seseorang dalam berinteraksi, atau agar seseorang bisa menyesuaikan momen. Misalnya, saat menghadiri pengajian, maka seseorang akan berjilbab, tetapi ketika pergi ke pesta, dia akan menggantinya dengan pakaian pesta. Pada bulan Ramadhan ini, kita melihat para salles di mall-mall juga berjilbab.
5. Jilbab Ideologis. Jilbab ini dikenakan karena kesadaran yang tinggi, bahwa mengenakan jilbab memang kewajiban yang harus dilakukan dengan sepenuh keikhlasan. Bahwa berjilbab adalah salah satu bentuk ketakwaannya kepada Allah SWT. Orang seperti ini biasanya begitu menghargai jilbab yang dikenakannya, dan ia akan mengenakannya sesuai dengan aturan syariat, serta tak akan melepaskannya meskipun orang memaksanya.
    Syarat-syarat jilbab itu sendiri menurut Syaikh Yusuf Qardhawi adalah sebagai berikut:
1. Menutup seluruh tubuh kecuali apa yang dikecualikan, yaitu wajah dan telapak tangan.
2. Bukan untuk perhiasan kecantikan, tidak berbentuk aneh yang menarik perhatian, dan tidak berparfum wangi yang menyolok.
3. Tidak tipis sehingga membentuk tubuh.
4. Longgar, tidak menampakkan betis, rambut (walau sedikit), dada, leher.
5. Tidak menyerupai pakaian lelaki dan tidak menyerupai pakaian orang-orang kafir.

Jilbab, Bukan Halangan Berprestasi
    Di dalam Islam, seorang muslimah diberikan keleluasaan, bahkan anjuran untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya, dan berprestasi sebesar-besarnya. Karena, prestasi adalah sebuah perwujudan dari ihasanul amal (amal yang baik). Dan Allah tidak akan menerima suatu amalan, kecuali amalan yang baik. Amalan yang baik itu adalah sebuah realisasi dari ketakwaan, sedangkan Inna akromakum ‘indallaahi atqooqum, sesungguhnya yang terbaik di antara kamu adalah yang paling bertakwa di antara kamu.
    Seringkali, orang menjadikan jilbab sebagai sebuah sasaran tembak, jika karena memakainya, maka ia merasa mendapatkan halangan untuk berprestasi. Padahal, jilbab sama sekali bukanlah penghalang untuk meraih cita-cita. Saya pernah bertemu dengan seorang doktor yang bekerja di IPTN (sekarang PT Dirgantara Indonesia), dan dia seorang muslimah berjilbab rapi. Gedung parlemen yang megah itu pun, sudah mulai dimasuki para anggota dewan yang berjilbab rapi. Bahkan, menteri pemberdayaan perempuan di era Gus Dur, yakni Ibunda Khofifah pun, berjilbab
Di Turki, gelombang para jilbaber pun telah memasuki area-area yang sebelumnya sepertinya tertutup untuk jilbaber. Di Iran, ada seorang muslimah berhasil mendapatkan medali emas dari kejuaraan atletik tingkat dunia. Bahkan di negara-negara sekuler, seperti Inggris, Jerman, Amerika Serikat, bahkan Perancis sekalipun, para muslimah berjilbab nan cerdas dan berkarisma, sudah mulai mendapatkan tempat di masyarakat.
Jadi, tunggu apa lagi? Berjilbablah! Mulai sekarang juga! Jika mampu, secara syar'i. Jika belum kapan lagi?.
Wallahu a’lam bish-showab.