Dalam dunia pendidikan, seorang siswa dan mahasiswa (peserta didik) tidak akan terlepas dari kegiatan membaca. Begitu pula dengan seorang guru (tenaga pendidik). Karena membaca adalah cara mempermudah memahami ilmu yang akan di pelajari dan yang akan dicapai. Dan keberhasilan prestasi belajar sebagian besar diawali karena tingginya minat baca sendiri. Membaca adalah kegiatan yang dilakukan berupa penerjamahan simbol atau huruf ke dalam kata dan kalimat yang memilki makna bagi seseorang. Tujuan umum orang membaca adalah untuk mendapatkan informasi baru[1]. Sebagaimana wahyu pertama kali yang diturunkan oleh Allah Swt dalam Al Qur’an Surat Al Alaq ayat 1-5 kepada nabi Muhammad Saw, yang berbunyi: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam (alat tulis). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (QS. Al Alaq 30:1-5)[2].
Iqra’ dalam ayat tersebut, oleh Quraish Shibab
diartikan dengan bacalah, telitilah, dalamilah, dan ketahuilah. Oleh karena itu, kita harus senantiasa gemar membaca sebagai
pemahaman awal, yang kemudian akan mendapatkan kemudahan dalam proses mempelajari ilmu atau mata pelajaran.
Dengan membaca, pasti akan mendapatkan pengertian dan pengetahuan baru, wawasan
semakin luas sehingga akan mendapatkan kecerdasan pada dirinya sendiri dan
bermanfaat kepada orang lain. Contoh kecil dalam dunia pendidikan, seorang
siswa yang tidak berminat gemar membaca, mustahil dalam proses belajarnya
berhasil dengan baik, sehingga optimalisasi prestasi belajarnya di bawah
standar nilai yang ditentukan oleh gurunya.
Membaca adalah
jendela dunia
Membaca adalah satu aktivitas yang
memiliki segudang manfaat. Sedikitnya ada tujuh manfaat yang dapat saya
uraikan.[3]
Pertama, melatih kemampuan berpikir.
Otak ibarat sebuah pedang, semakin diasah akan semakin tajam. Kebalikannya jika
tidak diasah, juga akan tumpul. Dengan cara ini otak akan bertambah kuat.
Bacalah buku sebanyak mungkin. Menurut para ahli, keuntungan dari membaca buku
dapat memberikan dampak yang menyenangkan bagi otak kita. Membaca juga membantu
meningkatkan keahlian kognitif dan meningkatkan perbendaharaan kosakata.
Kedua, Meningkatkan Pemahaman. Contoh
nyata dari manfaat ini banyak dirasakan oleh siswa maupun mahasiswa. Di mana
membaca dapat meningkatkan pemahaman dan memori, yang semula tidak mereka
mengerti menjadi lebih jelas setalah membaca. Logika sederhana saja, tidak
mungkin siswa atau mahasiswa memahami materi pelajaran/kuliah kalau mereka
tidak membaca. Dari sini jelas bahwa membaca sangat berperan dalam membantu
seseorang untuk meningkatkan pemahamannya terhadap suatu bahan/materi yang
dipelajari.
Ketiga, Menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan. Manfaat yang satu ini mungkin sudah sering kita dengar semenjak
kita masih kecil. Kita pasti ingat berapa kali guru-guru kita mengingatkan
bahwa membaca adalah satu sarana untuk membuka cakrawala dunia. Dengan memiliki
banyak wawasan dan ilmu pengetahuan, kita akan lebih percaya diri dalam menatap
dunia. Mampu menyesuaikan diri dalam berbagai pergaulan dan tetap bisa servive
dalam menghadapi gejolak zaman.
Keempat, mengasah kemampuan menulis.
Selain menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, memebaca juga bisa mengasah
kemampuan menulis Anda. Selain karena wawasan Anda untuk bahan menulis semakin
luas, Anda juga bisa mempelajari gaya-gaya menulis orang lain dengan membaca
tulisannya. Lewat membaca Anda bisa mendapatkan kekayaan ide yang melimpah
untuk menulis.
Kelima, mendukung kemampuan
berbicara di depan umum. Membaca adalah aktivitas yang akan membuka cakrawala
dan pengatahuan anda terhadap dunia. Terbatasnya jangkauan diri kita terhadap
peristiwa-peristiwa di dunia, hanya bisa dijangkau dengan membaca. Selain
mendapatkan informasi tentang berbagai peristiwa, membaca juga mampu meningkatkan
pola pikir, kreativitas dan kemampuan verbal, karena membaca akan memperkaya
kosa kata dan kekuatan kata-kata. Meningkatnya pola pikir, kreativitas dan
kemampuan verbal akan sangat mendukung dalam meningkatkan kemampuan berbicara
di depan umum.
Keenam, meningkatkan konsentrasi. Orang
yang suka membaca akan memiliki otak yang lebih konsentrasi dan fokus. Karena
fokus ini, pembaca akan memiliki kemampuan untuk memiliki perhatian penuh dan
praktis dalam kehidupan. Ini juga mengembangkan keterampilan objektivitas dan
pengambilan keputusan.
Ketujuh, sarana refleksi dan
pengembangan diri. Kita dapat mengetahui pemikiran seorang pengusaha atau
seorang trainer tanpa kita harus menjadi pengusaha atau trainer. Artinya kita
bisa mempelajari bagaimana cara orang lain dalam mengembangkan diri. Ini
penting bagi kita sebagai bahan pertimbangan atau pembanding sebelum kita
melakukan suatu hal.
Menjadikan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar
Perpustakaan sekolah sebagai salah
satu sarana pendidikan penunjang
kegiatan belajar siswa memegang peranan yang sangat penting dalam memacu
tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Dalam undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003
disebutkan bahwa setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan
sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, social,
emosional, dan kejiwaan peserta didik[4]. Jika dilihat keterangan tersebut, hakikat perpustakaan sekolah
adalah pusat sumber belajar dan sumber informasi belajar bagi warga sekolah. Perpustakaan
sekolah apabila dikaitkan dengan pengertian sumber belajar, maka perpustakaan
merupakan salah satu dari berbagai macam sumber belajar yang tersedia di
sekolah.
Dengan demikian perpustakaan sekolah
bertujuan menyerap dan menghimpun informasi, mewujudkan suatu wadah pengetahuan
yang terorganisasi, menumbuhkan kemampuan menikmati pengalaman imajinatif,
membantu perkembangan kecakapan bahasa dan daya pikir, memdidik murid agar
dapat menggunakan dan memelihara bahan
pustaka secara efesien.
Idealnya perpustakaan dapat
dijadikan tempat atau sarana menggairahkan semangat belajar, menumbuhkan minat
baca dan mendorong membiasakan siswa
belajar secara mandiri.
Pembinaan minat baca
Perlu kita ketahui bahwa minat baca
adalah suatu keinginan atau kecenderungan hati terhadap bacaan. Bahan bacaan
atau koleksi perpustakaan yang diminati seseorang atau sekelompok seseorang
dalam masyarakat adalah yang mengandung manfaat, nilai, yang sesuai dengan apa
yang dikehendaki oleh pembaca yang bersangkutan. Nilai dan manfaat yang
dikehendaki tersebut sesuai dengan kebutuhan. Kemudian nilai dan manfaat itu
dapat menambah pengetahuan, memberikan kesenangan (hiburan), memberikan rasa
kepuasan, bahkan rasa bangga terhadap dirinya sendiri. Untuk mengembangkan
minat baca, kesenangan membaca, harus dilakukan secara terus menerus, juga
diperlukan ketersediayaan bahan bacaan yang memadai bahan jumlah, jenis, dan
mutunya.
Membaca adalah salah satu modal
utama dalam membangun masa depan yaitu mempersiapkan generasi terdidik, yang
dibekali ilmu pengetahuan, keterampilan, dan berwawasan luas. Kemudian untuk
menciptakan generasi yang terpelajar, dan berbudaya yang tinggi selain
memerlukan tekat, semangat, kerja keras dan kegiatan yang terus menerus yang
dilakukan, juga memerlukan waktu, perhatian, kesungguhan, kesabaran dan
keuletan bersama. Sudah saatnya kita sekarang mulai mengembangkan budaya
membaca dan budaya tulis pada diri kita masing-masing, artinya selain
membiasakan diri menggunakan waktu luang dan mengisikan waktu bacaan yang baik,
juga mencoba untuk menulis hal-hal yang dikuasai dan bermanfaat, baik diri
sendiri maupun orang lain. Tulisan itu bisa dalam bentuk artikel, karangan,
buku dan sebagainya yang kemudian bisa dibaca oleh khalayak umum dan memberikan
manfaat.
Minat baca merupakan kecenderungan
jiwa yang mendorong seseorang berbuat sesuatu terhadap membaca. Minat baca
ditunjukkan dengan keingninan yang kuat untuk melakukan kegiatan membaca. Orang
yang memiliki minat membaca yang tinggi senantiasa mengisi waktu luang dengan
membaca. Orang yang demikian senantiasa haus terhadap bahan bacaan. Minat
membaca sangat berpengaruh terhadap ketrampilan membaca. Membaca adalah
kegiatan yang dilakukan berupa
penerjemahan simbol atau huruf ke dalam kata dan kalimat yang memiliki makna
bagi seseorang[5].
Tujuan umum orang membaca adalah
untuk mendapatkan informasi baru. Dalam kenyataannya terdapat tujuan yang lebih
khusus dari kegiatan membaca, yaitu:
a. Membaca untuk tujuan kesenangan.
Termasuk dalam kategori ini adalah membaca novel, surat kabar, majalah, dan
komik. Menurut David Eskey tujuan membaca semacam ini adalah reading for
pleasure. Bacaan yang dijadikan obyek kesenangan menurut david adalah sebagai
“bacaan ringan”.
b. Membaca untuk meningkatkan
pengetahuan seperti pada membaca buku-buku pelajaran buku ilmiah pengetahuan.
Kegiatan membaca untuk meningkatkab pengetahuan disebut juga dengan reading for
intellectual profit.
c. Membaca untuk melakukan suatu
pekerjaan, misalnya para mekanik perlu membaca buku petunjuk, ibu-ibu membaca
booklet tentang resep masakan, membaca prosedur kerja dari pekerjaan tertentu.
Kegiatan membaca semacam ini dinamakan dengan reading for work.
Meneladani tokoh gemar membaca
Perlu kita pahami peradaban islam
bisa berkembang dengan pesat karena diawali dengan membaca. Tidak mungkin
seorang ulama yang belajar pada gurunya tanpa melalui menulis dan membaca
terlebih dahulu. Manusia yang pertama kita teladani terlebih dahulu adalah Nabi
Muhammad Saw, karena pada diri beliaulah ada suri tauladan yang baik bagi kita sebagai
ummatnya. Ketika beliau mendapatkan wahyu yang pertama kali diturunkan oleh
Allah Swt, Rasulullah dibimbing dan diperintahkan untuk membaca oleh malaikat
jibril. Karena dengan mengawali membaca maka hal yang belum diketahui menjadi
tahu, dan yang salah menjadi benar. Begitu pula dengan sahabat-sahabat beliau
yang senantiasa tekun belajar dan ulama’ yang termasyhur karena ilmu yang
dimilikinya dari membaca.
Kemudian ada tokoh barat (non
muslim) seperti Thomas Alva Edison. Ilmuan yang satu ini terkenal sebagai
penemu lampu bohlam. Rupanya, salah satu faktor yang turut mengantarkan Thomas
Alva Edison pada kesuksesannya yaitu kegemarannya dalam membaca buku.
Tokoh barat yang kedua adalah Maxim
Gorky. Tokoh yang kedua yaitu merupakan seorang penulis cerita pendek dan novel
asal Rusia. Lahir di tengah keluarga dengan latar belakang sosial kelas bawah,
Maxim Gorky mengenyam pendidikan sekolah hanya selama beberapa tahun yang
sangat singkat. Pada umur 8 tahun, ia sudah harus bekerja untuk menghidupi
dirinya sendiri.
Bekerja sebagai pencuci sayuran,
Gorky kecil diperkenalkan baca tulis oleh seorang juru masak di tempatnya
bekerja. Sejak saat itu, membaca buku menjadi kegemaran dan minat dalam
hidupnya. Minatnya dalam membaca buku tersebut mengantarkannya pada pencapaian
besarnya, yakni menjadi seorang penulis novel dan cerita pendek yang sangat
terkenal.
Tak diragukan lagi, buku menjadi
salah satu faktor yang krusial dalam membentuk intelektualitas, prinsip, dan
sikap hidup seseorang. Jika dirunut secara panjang hingga ke ujung, maka buku
pada akhirnya menjadi faktor yang menentukan perubahan dunia.
Ayo merubah dunia dengan membaca
Dengan kita sadar bahwasanya membaca
adalah segala kebutuhan yang mendasar, tentunya harus lebih tekun dan giat lagi
dalam membaca. Baik membaca informasi melalui media cetak atau elektronik
maupun membaca buku sebagai tambahan ilmu pengetahuan. Terlebih kita sebagai
muslim yang baik, tentunya membaca dan membaca yang lebih bermanfaat bagi diri
sendiri, keluarga, lingkungan dan pada orang lain.
Refrensi
Darmono, Perpustakaan sekolah pendekatan aspek manajemen dan
tata kerja. Jakarta: PT. Grasindo,
2007
Sutarno. Manajemen perpustakaan suatu pendekatan praktis, Jakarta:
CV. Sagung Seto, 2006
Soedibyo,
Noerhayati. Pengelolaan Perpustakaan Jilid 2. Bandung: P.T. Alumni, 1989
[1] Darmono, Perpustakaan
Sekolah Penedekatan Aspek Manajemen Dan Tata Kerja, (Jakarta: PT Grasindo ,
2007), hlm. 215.
[2]
Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an Terjemah Per-kata, (Bandung:
PT. Syaamil Media, 2005), hlm. 597.
[3]Darmono, Perpustakaan
Sekolah Penedekatan Aspek Manajemen Dan Tata kerja, (Jakarta: PT Grasindo ,
2007), hlm. 65
[4]
D Hlm. 1