Perkembangan jaman, perjalanan
pemikiran manusia, dan perenungan ruhani umat manusia telah banyak menghasilkan
interprestasi di dalam melaksanakn dinul
islam. Kecenderungan yang muncul di masyarakat aalah perbedaan-perbedaan tersebut sering di jadikan pertentangan, perdebatan, ataupun malah di jadikan alasan untuk saling bermusuhan.
Dan lebih parahnya secara tidak
sadar perbedaan itu telah memecah umat islam,bahkan umat islam itu sendiri;
antara golongan yang satu dengan yang lainnya, berusaha untuk menjustifikasi bahwa pemikiran merekalah yang
paling benar. Sehingga yang lain dianggap salah,justru yang lebih parah lagi
ada yang beranggapan bahwa diluar golongannya adalah kafir, na’udzubillahimindzalik.
Dan ternyata tidak hanya satu atau dua golongan, banyak lagi problema dalam
masyarakat kita yang mungkin lebih dari itu.semoga bagi saudara kita dapat
kembali menjalin ukhuwah islamiyah. Amiin.
Allah
ta’ala berfirman dalam Qs.al-Hujjarta (49):13) yang artinya:“ Hai manusia, sesungguhnya
kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan perempuan,lalu menjadikan
kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, agar kalian saling kenal mengenal.
Ssungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian disisi Allah, ialah orang
yang paling takwa di antara kalian. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi
maha Mengenal”.
Ayat tersebut pada intinya ialah
menyeru pada kita semua ‘li ta’arafuu’ (supaya saling kenal-mengenal) agar
tidak acuh tak acuh,tetapi toleransi persaudaraan adalah yang menjadi
tujuannya. Sudah saatnya kita mengakhiri
pertentangan tersebut,guna mencarai solusi terbaik dan mencari titik temu
antara perbedaan-perbedaan yang ada,tanpa melibatkan permasalahan itu lagi.
Dikarenakan perbedaan adalah bagian dari Rahmat dan fitrahnya Allah Swt, yang ada akhirnya ditemukan lagi kekuatan kaum muslimin yang kokhlagi harmoni
hubungan antar golongan, antar ORMAS, anatar jamaah, dan juga antar partai yang
berbasis masas islam untuk memuwujudkan “Indahnya Perbedaan”. Menurut Al-Ustadz
Fathoni S.Pd.I. Dosen STAI lukman Al hakim Surabaya, mengatakan “ beda itu indah..tapi yang tidak indah,karena beda itu dibeda-bedakan.
Dan seharusnya perbedaan yang ada disekitar kita, ORMAS, golongan kita
tidak saling menyalahkan, mengolok-olok, benci-membenci, mencai-cari
kesalahannya, apalagi memusuhinya naudzubillahimindzali, namun seharusnya saling
toleransi, menghormatinya selama masih dalam konteks bertauhid kepada
Allah, menjalankan syariat Islam, bertaqwa kepada-Nya.
Contohnya kecilnya diluar
islam, orang Non-Muslim saja bisa bertoleransi kepada Muslim, mau
menghormati, mengasihi dan bahkan jarang mereka mencari-cari kesalahan seorang
muslim, meski kita tidak membenarkan keyakinannya,namun yang dapat kita petik
dari pelajaran tersebut adalah rasa toleransi, menghormati sesama. Apalagi kita
sesama keyakinan,masih bersyahadat bahwa Allah adalah Tuhan kita, Muhammad Saw
adalah utusannya dan nabi diakhir zaman, namun kita semua sangat kecil sekali
siakap ukhuwah, toleramsi, menghargai,menyayangi sesama saudara muslim kita
sendiri. Bagaimana orang Non-muslim tidak tertawa bahkan bisa menghancurkan
dengan mudahnya melihat kekuatan keyakinan, persaudaraan kita yang lemah,hanya
dikarenakan hal furu’iyah (sepele), perbedaan dalam pemikiran, pemandangan, perbedaan
pakaian, masalah ‘ngupokoro’ masjid yang menyebabkan adanya’masjid golongan
ini’dan masjid ‘golongan itu’dan masalah-masalah lain yang pada dasarnya hanya akan membuang-buang
waktu dan membuat kaum muslimin terjebak dalam firqoh-firqoh yang terpecah
belah sehingga tidak sadar dinul islam melemah yang akan diambang
kehancuran?.
Cukup sekian dari Al-faqir,semoga
membawa angin segar kebersamaan,dan menjadi wacana baru dalam dunia pemikiran
islam. Sehingga akan merubah cara berpikir kaum muslimin tentang arti
perbedaan. Di mana perbedaan bukanlah sesuatu
yang harus dipertentangkan,selama itu bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hdits.
Perbedaan itu adalah Rahmat Allah SWT, bila kita bisa mempertemukannya dengan
serasi yang kemudian dapat memperkokoh kekuatan kaum muslimin.
Al-Faqir mohon maaf
sebesar-besarnya apabila ada kata yang salah dan ane juaga sadar masih terdapat
banyak kesahan dan kekurang-tajaman didalam pembahasannya, namun saya yakin, bahwa
Allah swt akan membenarkan dari para ulama’Nya InsyaAllah.
Inspirator : " Ust. Muhammad Lutfhi surabaya.