Welcome visitors to my blog 'Dakwah Bil Qolam'Warnai Duniamu Untuk Akhiratmu' By Danang Muslim

Orang Tuaku Kebanggaanku

Teladan sekaligus pahlawan dalam keluarga adalah orang tua. Bagaimana Orang tua menjadi sosok pribadi yang diharapkan bagi anaknya.

Yuk Jaga Kesehatan Jasmani dan Rohani

Penyakit selalu mengintai pada tubuh dan jiwa yang kotor. Jika sehat secara jasmani itu kaya, tapi jika sehat secara jasmani rohani baru dikatakan kaya raya. Bagaimana kiat-kiat agar sehat jasmanai rohani?

Refleksi Semangat Muharram Dalam Membentuk Guru Profesional

Guru adalah teladan sekaligus ruh bagi muridnya. Maka bagaimana menjadi seorang Guru yang profesional?

Masa Depanku ditangan Orang tuaku

Anak adalah amanah dari Allah Swt. Seperti apakah Orang tua melaksanakan amanah-Nya untuk masa depan anak?

Berpengetahuan Luas karena Membaca

Prestasi dapat diraih karena diawali membaca. Membaca apakah dapat meningkatkan pengetahuan?

Sabtu, 03 November 2012

Tambahkan Warna-Warni Amal-Mu


      
    Dapat kita lihat di zaman sekarang ini,banyak orang yang memeluk agama islam tetapi iman, tauhid yang kita miliki, semuanya terpengaruh pada keyakinan nenek moyang kita,yang merubah tatanan ajaran-ajaran islam yang kaffah menjadi campuran keyakinan-keyakinan dan tatanan yang tidak bersumber atau berhujjah dari Al-qur’an maupun Al-hadis, yang akhirnya menjerumuskan kita pada kemusy’rikan. Dan lebih sulitnya lagi, keyakinan-keyakinan yang bertentangan dengan agama islam sendiri itu, sulit di hapus khususnya di lingkup keluarga, umumnya di masyarakat kita.
     Itulah tugas kita wahai kaum muslimin. Mari kita mengubah dari pribadi, keluarga kita sendiri khusunya dan umumnya masyarakat sekeliling kita.

Kewajiban pribadi

      Kembali pada Kalamullah yang sudah termaktub dalam QS. Surah Adz-Dzariyat Ayat 56.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ , artinya: ”Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Ayat tersebut, menegaskan kewajiban atas setiap manusia yang sehat jasmani rohaninya,agar menjalankan perintah-NYA yaitu beribadah kepada Allah. Ternyata dalam ayat tersebut, sebelum manusia mendapatkan seruan kewajiban atas nafsi-nafsi, Allah Subhanallahu Ta’ala memerintahakan pada ciptaan-NYA yaitu dari golongan Jin agar beribadah pada-NYA terlebih dahulu. Dapat disimpulkan, hakikat selain fungsi manusia sebagai khalifah di muka bumi yaitu (fungsi horizontal), manusia juga mempunya fungsi sebagai hamba yang harus menyembah penciptanya (fungsi vertikal).
   Tujuan Allah SWT menciptakan kita agar menyembah kepada-NYA. Kata menyembah sebagai terjemahan dari lafal ‘abida-ya’budu-‘ibadatun (taat, tunduk, patuh). Beribadah berarti menyadari dan mengaku bahwa manusia merupakan hamba Allah yang harus tunduk mengikuti kehendaknya, baik secara sukarela maupun terpaksa.
Untuk lebih mengetahui beberapa macam ibadah diantara lainnya adalah
► Ibadah muhdah (murni)
yaitu ibadah yang telah ditentukan waktunya, tata caranya, dan syarat-syarat pelaksanaannya oleh nas, baik Al Qur’an maupun hadits yang tidak boleh diubah, ditambah atau dikurangi. Misalnya shalat, puasa, zakat, haji dan sebagainya.
► Ibadah ‘ammah (umum)
yaitu pengabdian yang dilakuakn oleh manusia yang diwujudkan dalam bentuk aktivitas dan kegiatan hidup yang dilaksanakan dalam konteks mencari keridhaan Allah SWT. Seperti; Shodaqoh,tadrisul Qur’an dan sebagainya.
Dari penjelasan tersebut,semoga kita dapat mengetahui dan sekaligus melaksanakannya.

Mari Menambah Ibadah untuk Akhirat

       Pertanyaan kita ialah bagaimana agara kita selamat dunia akhirat, mati khusnul khotimah, dan di akhirat mendapat kebahagiaan?. Menurut Al-Ustazd Ihsan Affandi (mlaten,mijen,demka,jateng) beliau adalah Guru besar saya,yang mengungkapkan ada lima amalan yang harus dikerjakan :
1. Perbanyak istighfar.
   Istighfar adalah berani mengakui kesalahan dan berani minta maaf. Manusia adalah tempatnya lupa,salah dan dosa. Tidak ada manusia di dunia ini yang luput dari ke tiga perkara tersebut,karena tidak kita sadari bahwa setiap waktu,hari kita pasti melakukannya. Bisa kita istilahkan itu adalah pakaian,yang mau tidak mau kita setiap hari memakainya.
Dosa yang kita lakukan secara dhohir tidak kelihatan,bahkan sering kali kita tidak menyadari hal tersebut,tetapi secara batin alangkah kotornya hati,fikiran,tubuh kita yang setiap waktu berlumuran dengan debu-debu takabbur ,dusta,suudhon,fitnah,dengki dan sifat-sifat yang tercela lainnya. Mungkin kita mengucapkan kalimat istigfar pada waktu setelah sholat saja,itupun tidak sebanding dosa yang kita lakukan tanpa ada taubat.
Sesuai dengan Kalamullah:
وَاسْتَغْفِرِ اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا
“Dan mintalah ampun kepada Allah. Sungguh Allah Maha Pengampun lagi Maha Pengasih"
(QS. An-Nisaa':106). Dari Abu Burdah, dari seorang sahabat muhajirin, ia berkata: "Saya mendengar Nabi Saw, bersabda: "Wahai manusia, bertobatlah kepada Allah dan mohonlah
ampun kepada-Nya (membaca istighfar), karna sesungguhnya aku bertobat dan beristighfar kepada Allah setiap hari 100 kali atau lebih banyak dari 100 kali." (HR. Ahmad). Ayat tersebut memerintahkan kepada Nabi Saw, agar minta ampun kepada Allah. Permintaan ampun ini dapat berupa ucapan atau bacaan istighfar. Hadits tersebut menerangkan bahwa Nabi Saw. menyuruh umatnya untuk minta ampun kepada Allah. Beliau sendiri meminta ampun kepada Allah dalam satu hari 100 kali. Hadits tersebut secara jelas memerintahkan kepada manusia agar selalu beristighfar, yaitu meminta ampun kepada Allah. Permintaan ampun ini bisa dilakukan dengan mengucapkan kalimat "astaghfirullaah" (aku memohon ampun kepada Allah) atau dengan kalimat lain yang menyatakan permohonan kepada Allah agar diampuni segala dosa atau kesalahannya.

2.Perbanyak sedakah.
  Sedekah tidak hanya dengan Harta saja,tetapi bisa dengan tenaga atau pikiran yang baik. Kalau semuanya t idak bisa cukup dengan doa tapi kalau masih saja tidak bisa, maka yang terakhir kata Nabi SAW:“senyummu kepada saudaramu itu juga bagian dari sodakoh”.
Dalam QS.Al Baqarah: 195 dan 254. "Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim".
      Sudah jelas sekali dalam isi kandungan ayat tersebut,perintah mensedekahkan hartanya yang di berikan Allah swt.
Manusia hidup di dunia ini hanyalah sementara,ibarat kata orang jawa’Mampir Ngombe’ maksudnya mampir minum,kita hidup di dunia ini hanyalah sebentar dan harus secepatnya meninggalkan rumah yang kita mintai air minum itu dan air minum yang kita minta haruslah sebanyak-banyaknya sehingga apabila kita kembali ,perut kita sudah terisi dan bisa menjadi bekal di perjalan.
Maka dari itu,mari kita secepatnya membelanjakan harta kita di jalan Allah swt,karena mau tidak mau dengan terpaksa kita akan meninggalkan dunia ini,yang jadi pertanyannya,mengapa kita menunda-nunda amal tersebut?Bekal apa yang kita akan bawa untuk di kehidupan selanjutnya.
Karena mengingat Kalamullah di QS. Al-Munafiqun:10-11

وَأَنفِقُوا مِن مَّا رَزَقْنَاكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ الصَّالِحِينَ

‘Dan belanjakanlah sebagian dari apa dilihat yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku Termasuk orang-orang yang saleh?".
وَلَن يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاء أَجَلُهَا وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
‘Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya dan Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjakan . (QS. Al-Munafiqun:10-11).
Dari ayat tersebut,sudah jelas perintah dan isi kandungannya,semoga kita dapat menjalankannya.

3. Membiasakan diri untuk selalu shalat berjamaah
Sebagaimana dalam QS. At-Thaha:
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertaqwa (QS. At-Thaha:132).
Ayat tersebut, apabila kitabisa istiqomah shalat berjamaah, lebih-lebih berjamaah satu keluarga. Allah berkata,”tidak perlu kamu minta kepada-Ku rizeki, Aku yang akan memenuhi rizekimu”. Tetapi kita tidak bisa mentafsirkan bahwa tanpa kita usaha atu iktiyar terlebih dahulu,maka perbuatan yang kita jalankan sia-sia,dari itu berdo’alah terlebih dahulu sebelum ikhtiyar setelahnya kita bertawakkal sepenuhnya kepada Allah.

Mari Berjamaah

Sesuai dengan hadis Shahih,dari Rasulullah SAW:

صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَة
“Shalat berjamaah lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada shalat sendirian.” (HR. Al-Bukhari no. 131 dan Muslim no. 650). Hadis tersebut, secara tidak langsung mewajibkan kita untuk lebih bisa sholat berjamaah bila tidak ada udzhur syar’i meskipun hakikatnya hukumnya tidak wajib.
Karena kita sadari banyak diantara sholat yang kita jalankan belum sepenuhnya menghadap Dzat Allah SWT langsung,meskipun dhohirnya sudah menjalankan sholat tetapi bathin atau hati kita tidak bisa sepenuhnya melihat,merasakn adanya Dzat Allah(memikirkan keagungan-NYA dan ciptaan-NYA). Dalam hati Kita masih terdapat fikiran duniawi,seklaipun itu dalam keadaan sholat.
Bagaimana kita akan tahu,di terima atau tidaknya sholat kita apabila melihat hati kita masih seperti itu.Maka dari itu,sudah selayaknya kita mewajibkan pada diri kita untuk berjamaah bila tanpa ada udzhur syar’I yang memang harus meninggalkannya.

4.Shalat Lail (Tahajud)
   Memang berat sekali kita menjalankan amal yang satu ini,karena waktu kita menjalankannya di tengah malam disaat kiata harusnya istirahat,kita harus memaksakan diri untuk bangun menghadap Allah.Tetapi Allah swt,mempunyai rencana di balik itu semua yang manfaatnya lebih agung.
Allah SWT berfirman, ”Dan di antara waktu malam, maka bertahajudlah sebagai (ibadah) kesunatan bagimu, semoga Tuhan mengangkatmu ke derajat yang mulia.” (Al-Israa’: 79).
Dalam Hadits kudsi disebutkan: Sepertiga akhir dari malam itu seakan-akan Allah turun ke bumi untuk mencari hamba-hamba yang kata Allah, “Siapa yang ingin memohon ampun maka Ku ampuni dari segala dosanya, siapa yang mengajukan permaohonana akan Aku kabulkan permohonannya, dan siapa yang mengajukan permasalahannya kepada-Ku maka akan Aku selesaikan masalahnya”.

5. Qiraatil Qur’an dengan istiqomah

Maksudnya kiata tidak hanya cukup membaca Al-qur’an, tetapi juga harus memahami isi kandungan di dalamnya dan kemudian kita mengamalkan dengan sekuat tenaga. Dan bisa mengaplikasikan isi kandungannya didalam kehidupan kita sehari-hari.
Dengan tadrisul Quran secara istiqomah, keyakinan kita kepada Allah bertambah, ilmu bertambah, dan kepasrahan kita kepada Allah juga meningkat semua sehingga kita lebih taqarrub ilallah.
Keutamaan tadrisul Qur’an ;
1. Sebaik-baik manusia adalah orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَه
“Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
Hal itu dikarenakan Al Qur’an adalah firman Allah Rabbul ‘aalamin. Al Qur’an merupakan ilmu yang paling utama dan paling mulia, oleh karena itu orang yang mempelajari dan mengajarkannya adalah orang yang terbaik di sisi Allah Ta’ala.
2. Al Qur’an adalah sebaik-baik ucapan
Allah Azza wa Jalla berfirman:
“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran.” (Terj. Az Zumar: 23)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
« أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ »
“Amma ba’du, sesungguhnya sebaik-baik ucapan adalah kitab Allah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad, seburuk-buruk urusan adalah perbuatan yang diada-adakan (dalam agama) dan semua bid’ah adalah sesat.” (HR. Muslim)
Imam Syafi’i dan ulama lainnya berpendapat bahwa membaca Al Qur’an merupakan dzikr yang paling utama.
3. Orang yang mahir membaca Al Qur’an akan bersama para malaikat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
“Orang yang lancar membaca Al Qur’an akan bersama malaikat utusan yang mulia lagi berbakti, sedangkan orang yang membaca Al Qur’an dengan tersendat-sendat lagi berat, maka ia akan mendapatkan dua pahala.” (HR. Muslim)
Orang yang tersendat-sendat dalam membaca Al Qur’an mendapatkan dua pahala adalah hasil dari membaca Al Qur’an dan karena telah bersusah payah untuknya.
4. Orang yang membaca Al Qur’an diibaratkan seperti buah utrujjah yang luarnya wangi dan dalamnya manis.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْأُتْرُجَّةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ لَا رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ (البخاري)
“Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al Qur’an adalah seperti buah utrujjah; aromanya wangi dan rasanya enak. Orang mukmin yang tidak membaca Al Qur’an adalah seperti buah kurma; tidak ada wanginya, tetapi rasanya manis. Orang munafik yang membaca Al Qur’an adalah seperti tumbuhan raihaanah (kemangi); aromanya wangi tetapi rasanya pahit, sedangkan orang munafik yang tidak membaca Al Qur’an adalah seperti tumbuhan hanzhalah; tidak ada wanginya dan rasanya pahit.” (HR. Bukhari-Muslim).
5. Al Qur’an akan memberi syafa’at kepada pembacanya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ
“Bacalah Al Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat memberikan syafa’at kepada pembacanya.” (HR. Muslim)
6. Membaca satu atau dua ayat Al Qur’an lebih baik daripada memperoleh satu atau dua ekor unta yang besar
Demikianlah sedikit tulisa dari saya,semoga dengan hidayah oleh Allah SWT sehingga menumbuhkan ilmu yang bermanfaat dan kita bisa melaksanakan lima hal tersebut sehingga kita bisa selamat dunia akhirat, mati dalam keadaan khusnul khotimah, dan di akhirat mendapat kebahagiaan yang hakiki. Amiin Ya Robbal Alamiin.
“Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu alla ilaha illa Anta astaghfiruka wa atubu ilaik (Maha Suci Engkau ya Allah dan segala puji untuk-Mu. Saya bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah selain Engkau, saya meminta ampunan dan bertaubat kepada-Mu).”
Wallahu a'lam Bisshowab.